Bongpay Kristen, Harga Bongpay, Bongpay Kristen Marmer

Bongpay Kristen, Harga Bongpay, Bongpay Kristen Marmer


Pemindahan, dipimpin oleh Ketua Boen Hian Tong, Harjanto Halim. ”Kami hanya ingin mencari puzzle yang hilang,” kata Bram saat ditanya alasan dari aktivitasnya tersebut. Bekal penelusuran, kata Bram, adalah rasa ingin tahu, peta kuno, dan berbagai sumber informasi yang didapatnya dari buku hingga penuturan masyarakat. Maka mereka menemukan kecocokan informasi yang dimiliki dan pertemuan dengan bongpay, membangkitkan semangat mereka untuk terus melakukan penelusuran. ”Mulai pagi kami berangkat, hingga tengah hari. Informasi yang kami bawa termasuk data yang kosong, keadaan Semarang dengan peta yang kami bawa sudah berubah drastis,” ucapnya. Selama pencarian, tidak jarang mereka dicurigai masyarakat. Pasalnya, penelusuran dilakukan dengan menaiki kendaraan dengan pelan, menoleh ke kanan dan kiri. ”Sering kami ditegur. Kami jelaskan kalau sedang mencari bongpay. Dari teguran itu, biasanya kami mendapatkan informasi tambahan, yang berujung penemuan bongpay yang kami cari,” ungkapnya. Pippo bertugas menerjemahkan tulisan dengan aksara Hanzi. Aktivitas menelusuri bongpay, membuatnya berkeinginan belajar huruf Mandarin. ”Saya belajar secara autodidak.

Harga bongpay Marmer Termurah

Hari Rabu menjadi hari yang khusus bagi dua anak muda ini. Mereka bernama Pippo Agosto, seorang pengajar les berbagai mata pelajaran sekolah dan Bram Luska, pemilik kedai masakan Italia di Semarang, iL Pastificio. KENDATI tak memiliki latar belakang pendidikan ilmu sejarah, tetapi aktivitas keduanya sangat lekat dengan aktivitas masa lalu. Hampir setiap hari akun media sosial milik mereka dipenuhi dengan unggahan informasi tentang jejak sejarah. Bahkan, mulai Agustus 2020 hingga saat ini, keduanya secara rutin setiap Rabu blusukan di wilayah Semarang untuk menelisik, menelusuri, menguak informasi tentang keberadaan batu nisan etnis Tionghoa yang kerap disebut dengan bongpay. Saat ditemukan, bongpay tersebut berada di samping rumah warga Jalan Wonosari III, Randusari, Semarang Selatan, atau biasa dikenal dengan wilayah Gunung Brintik. Bongpay tersebut selama ini dijadikan alas pot plastik tanaman oleh warga. Bram dan Pippo menjadi inisiator pemindahan bongpay ke gedung Rasa Dharma atau Boen Hian Tong, Jalan Gang Pinggir, Pecinan, Semarang.

harga bongpay marmer termurah
harga bongpay marmer termurah

Bertahap belajar untuk menerjemahkan tulisan di bongpay,'' tutur Pippo. Pria yang menempuh pendidikan sarjana di bidang Biologi tersebut menjelaskan lebih lanjut, dari penelusuruan puluhan bongpay yang sudah mereka lakukan, pemukiman pertama etnis Tionghoa berada di Semarang bagian barat. Hal itu ditemukannya bongpay yang berumur lebih tua dibanding dengan bongpay di wilayah Semarang bagian tengah dan timur. Kemudian, bongpay tidak ditemukan di area Semarang bagian atas. Menurut perkiraannya, hal itu lantaran secara fengsui bongpay harus menghadap laut atau sungai, dengan posisi membelakangi bukit. ”Etnis Tionghoa memiliki sejarah yang panjang di Semarang. Orang tahunya lebih banyak soal Oei Tiong Ham (orang terkaya di Hindia Belanda dan timur jauh pada awal abad ke-20). Kami ingin membagi informasi lebih banyak,'' paparnya. Bram dan Pippo, awalnya tidak pernah bertemu. Meskipun di facebook sering berbalas komentar atas informasi. Mereka dipertemukan saat sama-sama mengunjungi mausoleum milik salah satu tokoh masyarakat Tionghoa di awal abad 20, Thio Sing Liong yang berada di Jalan Sriwijaya.

Bongpay Kristen Marmer Tulungagung

Contoh Bongpay Kristen - Seperti gambar di atas merupakan salah satu model Bongpay Granit yang akan dipasang pada pemakaman keluarga. Bongpay yang bertuliskan nama alm, tanggal lahir dan tanggal wafat. Ditambah dengan salib di bagian atas serta gambar malaikat di sisi kanan kiri salib. Bongpay tersebut berukuran 60x90 cm sesuai dengan permintaan pelanggan kami. Menggunakan batu granit jenis black nerro dengan warna batu hitam pekat tanpa ada serat batu sedikitpun. Untuk ukuran bongpay anda bisa request sesuai dengan kebutuhan. Selain menggunakan batu granit kami juga ada bahan lain yaitu marmer. Marmer jenis kawi agung yang memiliki warna putih ke arah krem dan terdapat serat-serat alami khas marmer. Sama-sama batu alam yang kuat, tidak mudah pecah, dan tahan terhadap cuaca. Kami melayani anda dengan media online dan offline. Untuk anda yang berada jauh dari tampat kami bisa langsung hubungi customer service dengan nomor di bawah. Atau bisa langsung datang ke showroom kami yang beralamat di Jl. Kanigoro GG 4 No. 35 Ds. Campurdarat, Tulungagung Jawa Timur.

bongpay kristen marmer tulungagung
bongpay kristen marmer tulungagung

Saat permukiman dibangun, ada bongpay yang dipindah ahli warisnya. Tapi ada pula yang dibongkar atau ditimbun begitu saja. Sebuah bongpay yang masih terawat berdiri di samping rumah milik Maryatun, 55. Pada makam tersebut tertulis nama Zhakarias Kwee Siaun Hoe, lahir pada 1911 dan meninggal di 1980. “Setiap Jumat Kliwon ahli waris masih berziarah dan datang ke sini, pengurus Bong China-nya juga sering bersih-bersih dan melakukan perawatan,” ujar Maryatun. Wanita yang 13 tahun hidup berdampingan dengan makam ini awal sempat ketakutan. Namun, saat ini sudah terbiasa karena sudah banyak permukiman warga yang dibangun. “Dulu masih sepi belum ada penerangan samping rumah juga masih pemakaman semua. Anak saya juga sering diganggu, setiap malam ada yang ketok-ketok pintu tapi tidak ada orang,” jelasnya. Bongpay merupakan penanda sebuah makam bagi warga Tionghoa. Sejumlah data yang tercantum di bongpay bisa menguak sejarah persebaran penduduk sebuah kota. Irawan Raharjo, salah satu warga Semarang yang tertarik dengan keberadaaan bongpay.

Bongpay China Marmer Kawi Agung

Baik yang masih terawat maupun telantar. Sudah sekitar 10 tahun keluar masuk kampung untuk mencari bongpay-bongpay yang tersebar di sejumlah tempat.“Saya biasanya membaca dan menerjemahkan kalimat yang tertulis di bongpay,” jelasnya. Dari data-data tertulis di bongpay, sebenarnya bisa diketahui sejarah perpindahan masyarakat Tionghoa yang masuk Semarang. Sebab biasanya, pada bongpay tersebut tertulis tempat asal warga yang dikuburkan. Seperti bongpay yang menjadi tutup selokan di dekat Perumahan Sikluwung Asri Kelurahan Tandang. Pippo Agosto menerjemahkan aksara Tiongkok di nisan tersebut sebagai makam seorang nyonya yang meninggal pada bulan ketiga, hari pertama, tahun 27 Republik Tiongkok atau 1939 masehi. Perempuan ini diketahui berasal dari Xihe, Provinsi Hunan, Tiongkok. Di daerah Karanggawang Baru RW 6 Kelurahan Tandang, sebuah bongpay yang juga menjadi tutup selokan menunjukkan lokasi asal jenasah yang dimakamkan. “Berasal dari Longchuan, daerah di Provinsi Guangdong,” kata Pippo yang juga sering mencari dan menerjemahkan kalimat yang ada di pahatan bongpay. Memang tidak semua bongpay telantar. Masih ada bongpay yang terawat. Bahkan yang masih dikunjungi keturunannya. Tapi bongpay yang sudah dibongkar dan bekasnya berserakan begitu saja juga tak sedikit. Terutama di daerah yang dulu merupakan area perkuburan Tionghoa tapi saat ini sudah digusur dan berganti menjadi permukiman padat. Seperti di daerah Lempongsari, Wonodri, Tegalsari, Jomblang, Cinde, Tandang dan Kedungmundu. Makam Tionghoa tertua yang pernah ia temukan berada di daerah Manyaran.

Harga Bongpay Murah Di Tulungagung

Warga Tegal Sari Stoom yang berjualan di sekitar sendang mengatakan, banyak warga sekitar masih mencuci baju di Sendang Stoom, Mereka menggunakan bongpay untuk alas mereka mencuci. Di Genuk Krajan IV, Candisari, bagian bekas bongpay jadi hiasan gapura. Dua altar bongpay diubah jadi kursi untuk nongkrong di depan gapura. Sebuah patung Kilin atau singa betina yang biasa jadi ornamen di depan bongpay berdiri di dekat altar. Sedangkan Kilin jantan entah ada di mana. Siti Aminah, warga Genuk Krajan IV menyebut, bongpay yang digunakan untuk menghias kursi merupakan sisa dari banyaknya bongpay di kampung Genuk Krajan yang sudah dibuang. Di Genuk Krajan IV juga ditemukan beberapa bongpay yang ada di rumah warga. Salah satunya di rumah Kartini. Ia tidak mengetahui bahwa batu berukiran Tiongkok itu adalah bongpay, sehingga ia gunakan untuk alas cuci baju di kamar mandi rumahnya. “Ini dulu yang masang batu, almarhum bapak, saya nggak tahu kalau ini bongpay atau nggak,” jelasnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama