Gentong Bak Mandi Teraso Modern Minimalis di Tulungagung

Gentong Bak Mandi Teraso Modern Minimalis di Tulungagung

Satu joglo terdapat di area depan dan satunya lagi di belakang. Dalam area Candi Gentong memang terdapat dua bangunan yang disebut dengan Candi Gentong I yang terletak di bagian depan, dan Candi Gentong II yang ada di belakang. Bentuk bangunan Candi Gentong I ini tampak begitu menarik, tersusun dari tiga buah struktur bata yang berdenah bujur sangkar. Akan tetapi ketiga struktur bangunan ini tampak seperti pernah mengalami vandalisme, karena pada tiap struktur di sisi selatan dinding candi terputus pada satu garis. Di sini terdapat sekumpulan batu bata yang menjadi dasar bangunan dari Candi Gentong. Meskipun agak berantakan namun beberapa batu terlihat masih bagus jika dibandingkan dengan candi lainnya yang menggunakan batu bata merah. Struktur batu bata yang ada di Candi Gendong I ini memiliki ukuran yang lebih besar. Sementara Candi II yang lokasinya di belakang tertutup atap joglo yang berukuran 7,10 x 7,10 meter dan terlihat dikelilingi oleh bangunan-bangunan lain.

Bak Mandi Teraso Terbaru
Bak Mandi Teraso Terbaru

Model Bak Mandi Teraso Terbaik

Dari sisa bebatuan yang ada, tampak tujuh buah bangunan candi dengan posisi menghadap ke delapan penjuru mata angin. Pada bangunan inti Candi II juga ditemukan sumur dan 12 ceruk yang salah satunya hilang di sisi selatan. Keseluruhan bangunan yang berada di Candi II ini memiliki ukuran 18,5 x 18,5. Selain itu jika kamu mengamati ukuran dari batu bata disini juga terlihat lebih kecil. Bagi yang ingin datang ke Candi Gentong tidak akan dipungut biaya. Namun bisa membayar seikhlasnya sebagai pengganti tiket ke petugas candi yang ada di pos masuk. Teman Brisik bisa datang ke sini mulai pukul 08.00 - 16.00 setiap harinya. Akses jalan menuju Candi Gentong juga cukup mudah. Bisa melalui Jalan By Pass Mojokerto, kemudian belok kanan menuju Jalan Raya Kejagan, lalu belok kiri. Lokasi Candi Gentong terdapat di sebelah kanan jalan. Bagi Teman Brisik yang ingin bermalam bisa mencoba akomodasi Sun Palace Hotel. Tarif per malamnya Rp300.000 dengan sejumlah fasilitas berupa akses wifi, spa, restoran, dan parkir.

Canti Gentong dibangun dengan menggunakan batu bata yang terbuat dari tanah liat. Bentuk dari Candi Gentong tidak jelas. Hanya berupa batu bata yang berserakan di sana-sini. Banyak pengunjung yang menerka-nerka bagaimana keindahan Candi Gentong jika memiliki bentuk yang jelas. Candi yang hanya berjarak 10 meter dari Candi Brahu ini terletak di Dusun Muteran Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Pada awal ditemukan, Candi Gentong hanyalah sebuah gundukan. Kemudian pada 1994 - 1998 dilakukan penggalian secara intensif. Setelah keseluruhan terbuka terlihatlah sebuah kaki bangunan candi, denahnya berbentuk bujur sangkar dengan bangunan berukuran 23,5 x 23,5 dengan tinggi 2,45 meter. Saat ditemukannya terdapat penemuan artefak berupa pecahan keramik yang kebanyakan berasal dari Dinasti Ming dan Yuan. Ada juga fragmen tembikar, emas, mata uang, arca Budha, dan stupa. Candi Gentong diperkirakan merupakan salah satu candi Budha dan didirikan sekitar abad XIV. Saat memasuki area situs, kamu akan melihat dua bangunan joglo besar yang menutupi candi.

Harga Bak Mandi Teraso Berkualitas di Tulungagung

Mereka sedang berjuang demi prinsip, demi integritas, demi kebenaran. Kebenaran masing-masing pada kenyataannya. Saat prajurit raja melerai tawuran membuta diantara orang-orang buta itu, kerumunan hadirin di stadion terpaku diam dan wajah para menteri tampak malu. Setiap orang yang hadir menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh raja melalui pelajaran itu. Masing-masing dari kita hanya mengetahui sebagian saja dari kebenaran. Bila kita memegang teguh pengetahuan kita yang terbatas itu sebagai kebenaran mutlak, kita tak ubahnya seperti salah satu dari orang buta yang meraba satu bagian dari seekor gajah dan menyimpulkan bahwa pengalaman parsial mereka itu sebagai sebuah kebenaran, dan yang lainnya: salah. Alih-alih beriman buta, kita dapat berdialog. Bayangkanlah seperti apa jadinya jika ketujuh orang buta itu, alih-alih mempertentangkan data-data mereka, malah menggabungkan pengalaman. Mereka akan menarik suatu kesimpulan bahwa ‘seekor gajah’ adalah sesuatu yang seperti batu karang besar, yang ditopang oleh empat batang pohon. Di bagian belakang batu karang itu ada seutas pecut pengusir lalat, dan di depannya ada gentong air besar. Di setiap sisi gentong air itu terdapat dua daun kipas, dengan dua bajak yang mengapit seekor piton panjang! Bukan gambaran yang buruk-buruk amat akan seekor gajah, bagi orang yang tak akan pernah melihatnya. Jangan terus berdiri dalam pengertianmu sendiri, libatkan Tuhan dalam segala rencana saudara, maka dari situ kita akan melihat seluruh gambar besar masterplan Tuhan dalam hidup saudara.

Gentong Teraso Terlaris
Gentong Teraso Terlaris

Gambar Bak Mandi Teraso Terbaru dan Terlengkap

Dahulu kala, terdapatlah seorang raja yang mengalami kerepotan dengan para menterinya. Mereka terlalu banyak berbantah sehingga nyaris tak satupun keputusan dapat diambil. Para menteri itu mengikuti tradisi politik kuno, masing-masing menyatakan bahwa dirinyalah yang paling benar dan yang lainnya salah. Meskipun demikian, ketika sang raja yang penuh kuasa menggelar perayaan festival umum, mereka semua bisa sepakat untuk cuti bersama. Festival yang luar bisa itu digelar di sebuah stadion besar. Ada nyanyian dan tarian, akrobat, badut, musik dan banyak lagi. Dan di puncak acara, di kerumunan banyak orang, dengan para menteri yang tentunya menempati tempat duduk terbaik, sang raja menuntun sendiri gajah ke tengah arena. Di belakang gajah itu berjalanlah tujuh orang buta yang telah diketahui oleh umum sebagai orang-orang yang buta sejak lahir. Sang raja meraih tangan orang buta pertama, menuntunnya untuk meraba belalai gajah itu dan memberitahunya bahwa itulah gajah. Raja lalu membantu orang buta kedua untuk meraba gading sang gajah, orang buta ketiga meraba kupingnya, yang keempat meraba kepalanya, yang kelima meraba badannya, yang keenam meraba kaki, dan yang ketujuh meraba ekornya, lalu menyatakan kepada masing-masing orang buta bahwa itulah yang dinamakan gajah.

Lalu raja kembali kepada si buta pertama dan memintanya untuk menyebutkan dengan lantang seperti apakah gajah itu. “Sungguh omong kosong,” seru si buta kedua yang meraba gading gajah. “Seekor ‘gajah’ terlalu keras untuk dianggap sebagai seekor ular. “Jangan melucu,” cemooh si buta ketiga yang meraba kuping gajah. “Kalian idiot tak berguna! ” tawa si buta keempat yang meraba kepala gajah. “Mustahil! Benar-benar mustahil!,” cibir si buta kelima yang meraba badan gajah. “Dasar orang-orang picik!” seringai si buta terakhir yang meraba ekor gajah. “Aku akan memberitahu kalian apa sebenarnya ‘gajah’ itu. Seekor gajah adalah semacam pecut pengusir lalat. “Sampah! Gajah itu seekor ular.”. “Tidak bisa! Itu gentong air! ”. “Bukan! Gajah itu… ” Dan para buta itu pun mulai berbantah dengan sengitnya, semuanya bicara berbarengan, menyebabkan kata-kata melebur menjadi teriakan-teriakan yang lantang dan panjang. Tatkala kata-kata penghinaan mulai mengudara, lantas datanglah perkelahian. Para buta itu tidak yakin betul siapa yang mereka jotos, tetapi tampaknya itu tidak terlalu penting dalam tawuran semacam itu.

Jenis Bak Mandi Teraso Paling Banyak Dicari Masyarakat

Di komplek itu dijaga 2 abdi dalem yakni abdi dalem Kasultanan dan abdi dalem Kasunanan. Di kanan-kiri pintu masuk makam Sultan Agung terdapat 4 buah gentong besar yang disebut Kong Enceh yang berfungsi sebagai tempat membersihkan kaki. Dua buah Kong di sisi timur dinamai Kyai Mendung dari Ngerum (Romawi-red) dan Nyai Siyem dari Siam Thailand. Sedangkan di sebelah barat ada Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti. Pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon minggu pertama bulan Syura atau Suro berdasarkan Kalender penanggalan Jawa, selalu diadakan ritual nguras/membersihkan kong enceh tersebut. Makam Sultan Agung ramai dikunjungi para peziarah setiap malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon. Sedangkan pada hari-hari biasa tidak terlalu ramai pengunjung. Di komplek makam tersebut, nama Sultan Agung Hanyokrokusumo telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional. Selain makam Sultan Agung, di sebelah timur terdapat komplek makam raja-raja Kasultanan Yogyakarta. Saat detikTravel berkunjung di makam Sultan Agung ada sekitar 50 warga Pati Jawa Tengah yang tengah menggelar doa bersama di satu pendopo depan makam. Selama lebih kurang 1 jam, para peziarah memanjatkan doa bersama. Di tempat itu dimakamkan Sri Sultan Hamengku Buwono I hingga Sri Sultan Hamengku Buwono IX, kecuali Sri Sultan Hamengku Buwono II. Beliau dimakamkan di selatan kompleks makam Kotagede Yogyakarta. Di komplek makam Kasultanan juga terpasang papan nama yang menyebutkan Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pahlawan nasional. Sedangkan komplek makam Kasunanan Surakarta berada di sebelah barat makam Sultan Agung. Di komplek itu dimakamkan Sri Susuhunan Paku Buwono I-XII. Di depan kompleks makam keluarga PB X juga terdapat papan nama yang menyebutkan PB X sebagai pahlawan nasional.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama