Patung Buddha Tidur Raksasa Dengan Batu Marmer Italia Di Udon Thani
Udon Thani - Liburan ke Thailand, wisatawan bisa melihat banyak patung Buddha Tidur. Di daerah Udon Thani, ada patung Buddha Tidur raksasa dengan batu marmer Italia. Di Udon Thani, vihara Wat Pa Phu Kon yang berada di atas sebuah puncak perbukitan. Travel mengunjunginya pada, Jumat (3/2/2017) bersama rombongan AEC Media Fam Trip-Thailand Connect. Vihara ini tampat menyilaukan mata saat siang hari. Karena warna dominannya putih dengan sedikit pinggiran emas. Vihara Wat Pa Phu Kon berada di distrik Na Yung. Berjarak sejauh 120 kilometer sebelah utara Kota Udon Thani. Anda bisa menempuhnya dengan perjalanan darat selama dua setengah jam. Yang unik di dalam vihara ini terdapat patung Budha yang diukir dari marmer Italia. Viharanya sendiri dikelilingi hutan lebat dan terdapat di atas bukit persis dengan ketinggian di atas 1.000 mdpl.
Harga Patung Marmer |
Harga Patung Marmer |
Vihara Wat Pa Phu Kon mulai ramai dikunjungi pada tahun 2007 sejak dibangun pada tahun 1984. Ada patung Buddha Tidur di dalam kuil sepanjang 20 meter. Tom, pemandu perjalanan kami. Ukurannya kalah besar sih, dibandingkan Buddha Tidur di Vihara Wat Pho, Bangkok. Tapi tetap keren kok. Hiasan lainnya, terdapat ukiran emas di kening patung Budha. Tembok-temboknya lengkap dengan relief perjalanan reinkarnasi Buddha. Selama perayaan Tahun Baru Masehi dan Tahun Baru Imlek, tempat ini akan sangat ramai dikunjungi. Tak ada tiket masuk ke dalam kuil. Hanya ada sumbangan sukarela. Mereka yang datang adalah untuk berdoa berkeliling patung Buddha dengan membawa baju atau lambang milik biksu berwarna oranye dengan memasukkan uang kas terlebih dahulu. Bagi turis asing, mereka hanya mengabadikan bangunan dan pemandangan sekitar saja. Selepas berdoa atau hanya berkeliling dengan foto-foto, Anda bisa berbelanja di kawasan ini. Mulai dari makanan ringan lokal hingga baju dan aksesoris tersedia di sini. Jadi, kapan traveler ke sini?
Harga Patung Marmer
Jakarta - Rasanya Monas tak pernah sepi pengunjung. Selain punya taman dan monumen, di sini juga terdapat beberapa patung. Sayangnya, banyak yang sudah rusak. Area taman Monas memiliki banyak harta karun. Selain Monas itu sendiri, ada juga beberapa patung dari tokoh terkenal Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Chairil Anwar, Pangeran Diponegoro dan Kartini. Di setiap patung terdapat plakat yang menjadi penjelasan dari patung tersebut. Harusnya, patung ini juga bisa jadi sarana edukasi wisatawan yang datang ke sana. Tapi kenyataannya tidak begitu. Karena banyak plakat yang jadi penjelasan patung sudah rusak dan bahkan hilang. Patung Pangeran Diponegoro berdiri tegak membelakangi Monas. Patung pangeran yang sedang menunggang kuda dan menunjuk ke depan terlihat begitu maskulin.
Tentu wisatawan penasaran mengenai cerita di balik patung ini. Sayangnya, tidak ada plakat yang bisa dibaca. Lantaran plakat sudah raib. Kemungkinan besar rusak karena semen yang ada di plakat terlihat berantakan. Hal yang hampir mirip juga terjadi di patung RA Kartini. Patung yang jadi lambang persahabatan Indonesia dan Jepang ini memiliki plakat dari marmer yang cukup besar. Sayangnya, bagian kanan dari plakat sudah hilang. Kemungkinan patah. Hanya sisa sedikit di bagian bawah. Otomatis wisatawan tidak bisa membaca lengkap isi dari plakat tersebut. Dilihat dari keterangan di bawah tiang plakat. Ini dibuat oleh Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Pusat. Untuk tahun pembuatannya adalah 2011. Cukup muda karena baru berumur 4 tahun. Tapi mengapa sudah banyak yang rusak ya?
Setiap bahan memiliki keindahan tersendiri terutama pada warna. Warna asli yang ada dalam bahan banyak mempengaruhi keindahan hasil karya seni. 2) Tekstur atau kesan permukaan bahan. Tekstur itu sendiri dapat ditentukan oleh warna. Setelah kita mengetahui tentang unsur-unsur patung, kita beralih pada apa yang harus dilakukan dengan unsur-unsur tersebut. Perlakuan terhadap unsur-unsur patung dalam proses tersebut disebut sebagai dasar-dasar mematung. Seorang pematung bekerja dengan menyusun unsur-unsur patung untuk membangun sebuah patung.
Patung Marmer Tulungagung
Sejak ia mulai bekerja, seorang pematung mencoba untuk menyusun bingkah-bingkah kedalam suatu bangunan tertentu. Menurut Mikke susanto (2011: 320) Perbandingan atau proporsi adalah ukuran antar bagian dan bagian, serta bagian dan kesatuan atau keseluruhan. Proporsi berhubungan erat dengan balance (keseimbangan), rhythm (irama,harmoni) dan unity (kesatuan). Proporsi dipakai pula sebagai salah satu pertimbangan untuk mengukur dan menilai keindahan artistik. Perbandingan, keserasian dan kesatuan dari bentuk patung harus diperhatikan. Bila ada salah satu perbandingan yang tidak baik, akan menimbulkan kesan yang kurang serasi.
Karya yang baik mempunyai titik berat untuk menarik perhatian (center of interest). Kesebandingan (proporsi) merupakan pengaturan hubungan antara bagian yang satu terhadap bagian keseluruhan (Sunaryo, 2002:31). Pengaturan bagian yang dimaksud bertalian dengan ukuran, yaitu besar kecilnya bagian, luas sempitnya bagian, panjang pendeknya bagian, atau tinggi rendahnya bagian. Tujuan pengaturan kesebandingan adalah agar dicapai kesesuaian dan keseimbangan, sehingga diperoleh kesatuan yang memuaskan.
Harga Patung Marmer
Kesebandingan juga menjadi prinsip desain yang mengatur hubungan ukuran unsur dengan keseluruhan agar tercapai kesesuaian. Kesatuan (unity) merupakan prinsip pengorganisasian unsur rupa yang paling mendasar (Sunaryo, 2002:31). Nilai kesatuan dalam suatu bentuk bukan ditentukan oleh jumlah bagian-bagiannya. Kesatuan diperoleh dengan terpenuhinya prinsip-prinsip yang lain maka kesatuan merupakan prinsip-prinsip desain yang paling berperan dan menentukan. Kartika (2007:59) mengatakan bahwa kesatuan bukan sekedar kuantitas bagian, melainkan menunjuk pada kualitas bagian-bagian. Dengan kata lain, dalam kesatuan terdapat pertalian yang erat antar unsur-unsurnya sehingga tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lain, serta tidak perlu ada penambahan lagi maupun yang dapat dikurangkan dari padanya.
Repetisi merupakan perulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Repetisi atau ulang merupakan selisih antara wujud yang terletak pada rung dan waktu. 2) alternatif, merupakan bentuk irama yang tercipta dengan cara perulangan unsur-unsur rupa secara bergantian, (3) progresif, merupakan irama yang diperoleh dengan menunjukkan perulangan dalam perubahan dan perkembangan secara berangsur-angsur atau bertingkat, dan yang ke (4) flowing, merupakan irama yang mengalun terjadi karena pengaturan garis- garis berombak, berkelok, dan mengalir berkesinambungan. Dominasi atau penonjolan mempunyai maksud mengarahkan perhatian orang yang menikmati suatu karya seni yang dipandang lebih penting daripada hal-hal yang lain.
Penonjolan atau penekanan dilakukan dengan cara memberi intensitas, pemakaian warna kontras, dan ukuran yang berlawanan. Menurut Sunaryo (2002: 36-37) dominasi adalah penonjolan peran atau penonjolan bagian, atas bagian lainnya dalam suatu keseluruhan. Dengan adanya dominasi, unsur-unsur tidak akan tampil seragam, setara atau sama kuat melainkan justru memperkuat keseutuhan dan kesatuan bentuk. Lebih lanjut Bastomi (1992: 70), mengataan bahwa dominasi merupakan upaya untuk menonjolkan inti seni atau puncak seni, sehingga dominasi pada suatu karya seni sangat dibutuhkan karena akan menjadikan karya menarik dan menjadi pusat perhatian.
Pemilihan medium juga harus diperhatikan dengan baik, karena medium sangat berpengaruh dalam proses penciptaan. Sebuah karya seni merupakan wujud organisasi dari unsur-unsur seni rupa. Unsur-unsur seni rupa tersebut diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga terciptalah sebuah bentuk yang memiliki makna. Dalam proses pengorganisasiannya, unsur-unsur tersebut ditata dengan memperhatikan aturan- aturan tertentu sehingga diperoleh suatu karya yang bernilai estetis. Asas yang mempedomani bagaimana mengatur, menata unsur-unsur rupa dan mengkombinasikan dalam menciptakan bentuk karya. Sehingga mengandung nilai estetis atau dapat membangkitkan pengalaman rupa yang menarik disebut dengan prinsip-prinsip desain (Sunaryo, 2002:6).
Prinsip-prinsip desain disebut juga kaidah-kaidah yang menjadi pedoman dalam berkarya seni rupa. Keseimbangan (balance) dalam pembuatan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan kesan seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan. Keseimbangan ini ada dua macam, yaitu keseimbangan formal dan informal. Keseimbangan formal adalah keseimbangan pada dua pihak berlawanan dari satu poros. Irama (rhythm) merupakan pengaturan unsur-unsur rupa secara berulang dan berkelanjutan., sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya (Sunaryo, 2002:35). Menurut Kartika (2007:82), irama merupakan pengulangan unsur-unsur karya seni.
Patung berbahan kayu dalam pembuatannya memerlukan pisau, kapak, martil, gergaji serta ampelas. Patung dari bahan batu alat yang digunakan berupa pahat baja, martil besi, gurinda “Grenda”. Patung cetak dari bahan logam alat yang digunakan ialah kompor pengecor, alat cetak dan gurinda. Patung pahat dari bahan logam “berupa plat” alat yang diperlukan berupa martil, tatah “patah” dan gurinda “grenda”. Patung berbahan semen alat yang diperlukan pisau, martil dan tang. Dalam seni patung bahan merupakan media ekspresi dalam penciptaan seni patung. Bahan merupakan dasar dari sebuah karya yang belum terproses atau terolah untuk menjadi sebuah barang jadi.
dalam pembuatan patung meliputi banyak hal mulai dari kayu, logam, batu, tanah, karet, plastik, fiber, gypsum, dan lain sebagainya. Setiap bahan memiliki berbagai karakteristik yang berbeda dalam penggunaannya yang berperan dalam menghasilkan karya seni berkualitas tinggi. Seperti pendapat Bastomi (2003:92) bahwa setiap bahan memiliki sifat khusus yang menjadi karakteristiknya. 1) Keindahan yang terkandung di dalam bahan.
Tags:
PRODUK PATUNG DAN RELIEF